Thursday
Gawang Terakhir
06.07.2006


Kesebelasan itu sudah menyewa sebelas
penjaga gawang hanya untuk menjaga
gawangnya yang makin musim makin reyot.

Yah, takut-takut saja karena di zaman
yang sudah semakin ajaib ini para
penyamun sudah semakin lihai dalam
menodong angka. Kadang-kadang bahkan
bisa sampai jatuh korban. Mengerikan.

Hingga seribu satu malam, akhirnya
tersisalah hanya seorang penjaga gawang
yang setia menjaga dan merawat gawang
seperti anaknya sendiri dengan cinta
tanpa pernah menikmati gelinjang
dan ketegangan pertandingan.

Raja penyamun pun akhirnya muncul
menghadap gawang; di tengah kerinduan
malam, dengan sebuah bola di kakinya.

Penjaga gawang gemetaran dan berseru:
Kau muncul juga! Sudah kutunggu hingga
lengkap waktuku. Ini gawangmu!
Biar kutendang bola itu, menggelinding
ke tempat terakhir: reruntuhan gawang.
 
Steven menulis pada 01:34 | buka halaman |


0 komentar: