Monday
Ulangtahun Malam
30.10.2006


Hari ini malam ulangtahun,
tak heran kalau dia begitu
senang dan bintang pun
berbinar-binar.

Tak lupa, diundangnya
kedua sahabatnya yang
lucu-lucu itu:
penyair dan pelukis.

Hadiah sudah disiapkan
mereka, diari malam:
kumpulan puisi dan
lukisan malam.

Malam terharu melihat
sahabat-sahabatnya
yang baik hati.

"Oh ya. Ngomong-ngomong,
sudah ulangtahun yang ke
berapa, nih?"

Malam terkekeh sambil
memotong kue ulangtahun.
Lalu mereka bersulang
sampai mabuk.
 
Steven menulis pada 20:39 | buka halaman | 0 komentar
Kenangan Vanila
30.10.2006


Terduduk lama di bus kota,
entah mimpi atau hanya imajinasi;
ia mencium aroma krim vanila
di tengah dingin kendaraan pagi.

Jangan-jangan itu aroma es krim
yang kenangannya masih lekat
di hati: leleh putih yang diadu
santap bersama pacarnya dulu.

Tiba-tiba saja seorang gadis
yang mirip dengan kekasihnya
itu melalui tempat duduknya.
Di bibirnya bertabur serbuk
kenangan yang ia bersihkan
sedikit saja.
 
Steven menulis pada 20:30 | buka halaman | 0 komentar
Jam Seniman
30.10.2006


Rasanya senang sekali diwasiatkan
jam tangan oleh seniman kesukaanku.

Anehnya, jam ini hanya memiliki
dua jarum. Yang pertama jarumnya
pendek, yang kedua pendek jarumnya.
Sehingga kadang-kadang aku sering
tertukar dalam menerjemahkan waktu.

Lama-lama, kesal juga dengan
jam kesayangan ini. Kucoba memberi
mereka nama agar mudah dikenali:
Salvador dan Dali, persis seperti
nama seniman pemiliknya dulu.
Cita-citanya gampang: supaya
jam jadi dapat menjinakkan waktu.

Sejak mereka malah suka memindahkan
waktu dan membuat semakin bingung.
Akhirnya kularikanlah jam
ke pengrajin waktu, minta petunjuk.
Tapi dia malah terpikat oleh jam
itu dan minta kalau jamku
ditukar saja dengan jam buatannya
yang lebih antik: bisa menabung waktu.

Yah, jelas saja kutolak
sebab jam ini teramat keramat.
Siapa tau bisa membawa perungtungan
tersendiri. Paling tidak jadi
seniman juga seperti pemiliknya.

Malam itu aku terkejut.
Ternyata arwah seniman itu datang
menghampiri sambil ngupil
dan cuma berpesan:
Jangan mudah dikelabui waktu.
 
Steven menulis pada 20:29 | buka halaman | 0 komentar
Binatang Peliharaan
30.10.2006


Setiap pagi di jalan taman itu
banyak terlihat orang-orang
sedang mengajak jalan-jalan
peliharaannya yang lucu-lucu.

Namun pencinta binatang yang
satu ini tak pernah lupa memakai
topeng, soalnya khawatir kalau
dirinya sendiri dicocok-cocokan
dengan peliharaannya. Hanya
karena ia juga tekun memelihara
dirinya sendiri: seperti
peliharaan kesayangannya.

Ah. Namanya juga sekalian
mengajak jalan-jalan diri sendiri.
Lalu tiba-tiba saja ada yang
menegur: Kok tubuhmu subur sekali,
tak seperti peliharaanku?
 
Steven menulis pada 20:27 | buka halaman | 0 komentar
Wednesday
Petani Bukan Pelukis
25.10.2006


Dahulu ada petani tua yang
semakin hari semakin membungkuk
berkat ilmu padi. Mengeluhlah
ia karena begitu sulit untuk
menghasilkan padi paling enak
di seluruh jagad persawahan.

Lalu teringatlah petani pada
kawannya yang adalah seorang
pelukis: menghasilkan padi tanpa
harus mengayun cangkul dan
melahirkan keringat.

Sejak itu ia tekun belajar
melukis: berlatih menciptakan
padi dengan sebuah kuas.

Makin dilatih, semakin berbahaya.
Petani kini sudah mahir
menciptakan berbagai macam padi.
Hingga tuhan pun tersinggung,
merasa dirinya tak dibutuhkan lagi.

Maka dilepaskannya hama berbagai
belalang untuk menggerogoti
kuning-kuning padi.
Seperti terciptanya keluh petani
sepanjang hari.
 
Steven menulis pada 23:33 | buka halaman | 0 komentar
Kenangan Ulang Tahun
: kado ulang tahun buat Vey
25.10.2006


tahun sudah semakin diulang saja
apa yang dijaga hati dalam rasa?

paling tidak: bahagialah, sayang
 
Steven menulis pada 15:56 | buka halaman | 0 komentar
Sunday
Kesesakan Di Luang Malam
18.10.2006


Seorang gadis kecil meminta
dilukiskan sebuah taman bunga
tempat nanti ia akan
membaringkan mimpi-mimpinya.

Sedikit saja, seniman tersipu-sipu
digoda oleh gadis kecilnya;
mengingat mimpinya yang selalu
bertebaran dimana-mana.

Ketika malam sudah semakin nakal:
gadismimpi memeluk.
Seniman gemetar dan mimpigadis
pun tak ingin diterlantarkan.
Airmata jatuh setetes ke dalam biru.
 
Steven menulis pada 11:45 | buka halaman | 0 komentar
Ketika Dingin Berceceran Di Dekat Meja
20.10.2006


Hujan itu,
petang benar-benar kuyup.

Kopi dan coklat gemetar
mengigil sambil berpandangan.
 
Steven menulis pada 11:41 | buka halaman | 1 komentar
Penyair Di Senja Sebuah Puisi
22.10.2006


Dahulu ada penyair cilik yang senang
menangkap senja dalam puisi.
Dipeluknya erat tubuh senja untuk
teman bermimpi.

Terkadang dipetiknya juga setengah
mambang agar langit senja boleh
terbentang sedikit di langit puisinya.

Ah, senja.
Senja itu penyair sedang tak ingin
menulis. Dengan sebatang lolipop
di genggam, ia ciptakan warna-warni
langit: peleleh manis di setiap hati.
Senja terkekeh, mereka berdua
tersenyum. Dan malam itu penyair kecil
terpulas di dalam puisi.
 
Steven menulis pada 00:24 | buka halaman | 0 komentar
Saturday
Untukmu Selalu
: Milka Basuki
21.10.2006


                  t
            a
                      g
        a     n
                  h
            I             K
                                      O
  P                               I

c       O           K         P     g
              a             n                   k
k
        i     r                           i
  g
        n                           r
                a         c
 
Steven menulis pada 22:53 | buka halaman | 1 komentar
Sunday
Sehabis Melukis
15.10.2006


lukisan sudah sukses
ia garap di atas kanvas

lalu bajunya sendiri
ia bingkai sebelum
dipamerkan ke museum
 
Steven menulis pada 01:06 | buka halaman | 0 komentar
Saturday
Dan Lukisan Menatapnya Dengan Dalam
14.10.2006


Siang ini ruang kerja begitu resah,
tiga lukisan saling beradu warna
dan seorang seniman sibuk saja
mengukir mimpi di sehelai linocut.

Keadaan kelamaan berangsur berbahaya.
Seniman semakin tegang apalagi takut
kalau mimpinya akan cacat digerogoti
suasana dan tak pantas lagi ia angankan.

Hari mendadak melaju hilang.
Malam itu, sekali lagi mimpi sendiri
di ruang kerja dan dengan peluh
bejuang mengukir angan senimannya
supaya bisa bangkit lagi esok pagi.
 
Steven menulis pada 23:45 | buka halaman | 0 komentar
Friday
Senyap yang Belum Dirasa
13.10.2006


Di kamar, kau masih terbaring
dengan buku-buku nostalgia
yang tak teterjemahkan di atas
ranjang.

Jam dinding meleleh dan sudah
menetes lagi waktu ke dalam
lembar putih buku puisi yang
dinantinya untuk sebuah rasa.

Seperti sebuah sendu tak terduga:
Senyap yang belum dirasa.
Halaman nostalgia masih belajar
untuk melahirkan airmata bagimu.
 
Steven menulis pada 10:19 | buka halaman | 2 komentar
Gerimis Gemerintik
: Ann Sulistya
06.10.2006


Kalau boleh rindu,
mauku sederhana saja:
menikmati gerimis bersamamu.

Kali ini mari dengan sepeda
kita lintasi jalan-jalan
kecil dalam perasaan yang
semakin deras berkat suasana.

Kau tertawa, beseru sepanjang
gemerintik gerimis. Sepeda
melaju semakin cepat; kita
sepakat: mengarungi kenangan.
Kita bahagia, bukan..?

Di tengah gerimis
kutuliskan sebuah puisi.
Tentu: ini puisi rindu
dan engkau tersenyum.

Titik air setetes jatuh
dan ingin juga kau tangkap.
Setetes yang selalu rapat
dan engkau dekap sebagai
pelengkap hasrat di dalam hati.
 
Steven menulis pada 11:25 | buka halaman | 5 komentar