Monday
Menuju
mungkin waktu masih ada di pihaknya,
ia mengira ketika menyalakan payung
(sebelum suara kereta menjelma jadi
bintik-bintik kabut lalu menitikkan
banyak sekali gerimis ke kepalanya)

ini perjalanan, papan penunjuk masih
tertuliskan namamu: arah tak berujung.
Kaukah akhir dari yang tak berakhir?
Ia berpikir panjang tentang cintamu
yang jauh dan, ah, barangkali harapan

ada seorang berjalan sambil terpejam,
sambil mendekap sebuah pesan rahasia
di dadanya dan berkata kalau sebetulnya
engkau itu dekat: ada di dalam hati
(ia lekas mendekap dadanya sendiri)

tapi bukankah ini di bawah hujan?
Orang sering sulit membedakan antara
mata and airmata. Keduanya mudah mencair
dan mengalir ke pucuk-pucuk payung
juga ada yang terjatuh ke pipinya

mungkin ia ingin ada yang memeluknya
lalu berkata kalau ia sudah...

mungkin ini adalah...


23 Oktober 2011
 
Steven menulis pada 02:46 | buka halaman | 0 komentar