Saturday
Rumah Sakit
14.01.2006


Rumah sakit: tempat yang jarang sakit,
memang banyak sekali dikunjungi orang
sakit walau jumlahnya memang tidak seberapa
dibanding orang-orang yang menantang
ingin sakit.

Susternya apalagi, tak kalah menantang:
"Ayo saja kalau kau mau sakit, akan kulayani!"
Semangatnya jadi membangkitkan mental
kanak-kanakku yang sungguh pecundang.

Dokternya selalu siaga, khawatir karena
sewaktu-waktu kesehatan jiwanya kerap kali
diragukan oleh para pasiennya yang suka
ngeyel dan tak punya pendirian.

Sayang sekali, tempat itu tidak menyediakan
pastor atau bahkan pendeta sehingga pasien
yang sering oleng imannya dapat segera
dimantapkan.
Wahai rumah sakit,
apakah kau butuh seorang penyair?
 
Steven menulis pada 18:24 | buka halaman | 0 komentar
Tuesday
Alpa
10.01.2006


Sehari saja aku tidak masuk sekolah,
pikiran jadi kalut, mimpi juga tidak indah.
Pasti pacarku diambil orang. Jangan-jangan
sahabatku sudah lupa padaku.

Sepertinya pelajaran hari ini dimulai dengan
begitu renyah. Pagi begitu lengkap, eh, senyap.
Pak Guru riuh sekali ngoroknya. Bukan, ia sedang
bercerita tentang pengembaraannya semalam.

Bapak lelah sekali, habis bertempur melawan
nasib: gigih memperjuangkan mimpi yang
tekun dirangkainya sejak masih kanak dulu.
Ia menggempur segala medan di simbah
permainan hidup: mencari akhir dari sebuah kisah.

Sekarang usailah sudah duel mereka.
"Tidak ada yang kalah, nak!" Katanya dengan bangga.
Bapak dan nasib kini sudah jadi karib, menanti cerita
yang akan selesai. Ia pun ternyenyak di atas meja.
Murid-murid menyiapkan perannya masing-masing.

Entah mengapa, mataku tiba-tiba meleleh perlahan.
Hanya sehari saja aku tertidur pulas,
saat tidak masuk sekolah.
 
Steven menulis pada 18:30 | buka halaman | 0 komentar