23.12.2006
Malam itu, aku melamun di jendela.
Berpandangan dengan lagit sambil
menerka-terka: rasanya ada tertinggal
di hari-hari kalender lama itu.
Sedangkan kalender malah grogi sebab
makin malam nasib tambah mendebarkan.
Kalender baru tersipu di balik amplop.
Eh, jangan lupa ya. Kita bertemu tepat
tengah malam nanti. Mana terompetnya?
Aku terbata-bata meningkahinya:
Selamat malam, silahkan menunggu sejenak.
Ah. Entah siapa pengirimnya, kalender
baru selalu minta dibuka setiap kali
sampai waktunya. Ada yang tertulis
di amplop itu, simpel saja:
Selamat mengakrabi tahun baru.
Semoga sukses!
sedang almanak telah kuhapus jauhjauh sejak lama, tuan. sejak kulukisi awanawan kertas di negeriku.