Thursday
Kenangan Natal
21.12.2006


Di bawah pohon natal besar dekat rumah,
kau masih terduduk sambil menggenggam
secarik lecak berisi puisi dari Nicholas
yang liriknya tak pernah kau salin ulang:
kenangan memang sulit dicetak ulang.

Mengheningkan suasana malam, puisi dibaca
pelan: berkali-kali. Senandung bossa nova
masih kau dendangkan seperti tahun lalu,
hanya improvisasi kadang berupa-rupa
dan kau tertawa kecil setelahnya.

Selalu ada natal yang begitu damai.
Teddy bear setia dipelukan.
Dengan puisi, kau jadi bisa menghangatkan hati.
Katamu.

Menunggu selintas dentang lonceng, diraihnya
telepon genggam lalu dibaca pesan terkahir:
Malam ini aku pasti datang!
Dari Sinterklas yang memberi boneka beruang
waktu gadis masih kecil dulu.
 
Steven menulis pada 17:22 | buka halaman |


0 komentar: