pada suatu kesempatan, seorang juru tulis
mengundang malam ke rumahnya agar dapat
menyingkap serba serbi yang paling hitam
malam baru saja ingin menekan bel pintu
tetapi juru tulis itu sudah menyambutnya
dan langsung mengantarnya ke ruang baca
dengan sopan malam menyerahkan cenderamata
dalam sangkar legam kepada sang juru tulis
: ini adalah kabut misteri, ingatlah akan ia
waktu sungguhlah lekas sehingga malam
langsung memulai ceritanya dan juru tulis
segera menyiapkan pena dan gulungan kertas
malam lalu bercerita panjang tentang bulan
yang sering tersesat di langit sendirian
sehingga matahari selalu datang menjemputnya
cerita belum berakhir tetapi juru tulis
sudah padam matanya dan malam pun mengerti,
dikecupnya pipi mungil itu sambil berbisik
ini hanyalah mimpi agar engkau sekali lagi
mengundang aku ke rumahmu kemudian aku selalu
membalasnya dengan bertanya siapakah namamu
28 April 2009