1)
musim ini memang tak banyak kata-kata
tentang kita: pada lembar dedaun pagi
sebelum mengepul juga menjadi luap uap
meliuk lekuk bagai lambai perpisahan
sebetulnya hendak ke mana kita jika langit
hanyalah jeda biru dalam bingkai jendela
yang mereka tuding: awan cumalah awan
2)
akankah selamanya kita merintik di sini
mencair sia-sia bagaikan sisa-sisa gerimis
ketika tak siapa pun melewati halte bus ini
kecuali seseorang yang tersekap dalam hujan
sambil menunggu, ia melanjutkan sketsanya
dengan membubuhkan garis-garis diagonal kepada
jendela sambil mengaku: hujan cumalah hujan
03 Januari 2010