2005
Lelahnya, sehabis perjalanan yang tersesat.
Aku jadi lama tak pulang ke rumah,
sampai-sampai rumahku dihiasi memo.
"Silahkan singgah, bagi yang gila seperti pemiliknya."
Haha, ternyata masih ada yang ingat padaku.
Pintunya memang sengaja tidak berkunci,
supaya orang bisa bersahabat dengan rumahku.
Aku langsung saja masuk, sambil merapikan capek
yang terus mengerjaiku di perjalanan.
Interior rumahku rupanya masih baik terawat.
Foto-fotoku pun masih terpasang keren di dinding.
Aku jadi bangga kalau rumah sudah dewasa,
bisa merawat diri.
Setelah berkeliling,
aku temukan sebingkai foto gadis: manis, juga lembut
dengan senyum renyahnya (tidak terlihat gila, kok!).
Lalu kudapatkan juga secarik kertas bertuliskan:
Sayang... Kalau ada yang ingin dirapikan,
panggil saja yaa..!
Tubuhku sedang berantakan, sayang...