Thursday
Hiasan Kusen
11.09.2005


Hiasan kusen sudah tanggal.
Angin terasa begitu lekas
tanpa sempat terbaca olehku.

Aku pun tidak lagi mengeja,
belum berhasil memilah
suaranya yang sunyi.

Memori jadi derita dengan manis
Kenangan belum akan dilupakan.

Bayangan hiasan kusen
melambai: merayu.
"Hai, tarianku belum selesai!"
 
Steven menulis pada 18:45 | buka halaman |


0 komentar: