2005
Kau suka sekali dengan buku, bahkan melebihi
cintamu pada diri sendiri. Setiap malam, kau begitu
rajin membacanya, namun kadang kau malas
sekali. Sehingga kau hanya menulis kisahmu
sendiri: temani aku di ranjang kepedihan.
Aku sering juga mendengar diarimu bercerita.
Ia mengaku akrab sekali denganmu. Suatu saat
nanti, diari bercita-cita untuk menulis buku-buku dirimu,
merangkai sakitmu dalam sebuah puisi
sambil berkaca-kaca. Seru sekali!
Hari itu, aku terkagum melihat diarimu tercetak
sebagai best seller, hampir sold out. Tentunya
aku langsung membelinya, tak mau kehabisan
si manis: buku yang tidak butuh pengarang.
Tak kusangka,
ternyata aku tak sanggup membacanya.
Maukah kau bacakan untukku?
Aku ingin terharu dengan mantap…
Ah, dasar..!
Diari rombeng yang mengingatkanku tentang dirimu.