Thursday
Rintik Hujan
2005


Aku sedang duduk di jendela,
memandang langit siang yang mendung.
"Ha... Tenangnya selagi mendung.
Aku jadi bisa menulis sajak.
Awas kau, sampai hujan!!
Nih, gue kasih senyum yang paling jelek!"

Hujan sudah mau lepas, tapi rintik tak mau ikut.
Ia hanya mengintip-intip dari balik awan.
"Malas ah, lihat saja: pria di jendela
dengan senyum jeleknya itu. Memuakkan!"

Langit pun bergeming,
memajang mendung sampai larut.
Fotoku masih terpajang di jendela,
memandang langit yang senja.
 
Steven menulis pada 18:20 | buka halaman |


0 komentar: