31.03.2006
Ketika malam, pesan hanya akan menjadi
rumah kecil yang menyenangkan:
tempat menyimpan dan menikmati
sisa rindu yang berlimpah-limpah.
Kita pun tersenyum-senyum (dan kalau
perlu menangis) oleh betapa lucunya
cinta dan betapa culunnya kita.
Suatu saat akan kusimpan saja dirimu
dalam sebuah senja yang tak tergapai
oleh malam. Sehingga dapat kuawetkan
senyummu dalam sebuah puisi
yang tak terkikis oleh waktu,
yang tak ada matinya.
"Selamat datang nasib!" Kau berseru.
Dirimu lenyap. Tahulah aku sekarang
bahwa akan selalu ada yang memisahkan kita.
Aku ingin duduk diam saja ketika malam
sedang temaram, sambil membaca pesan:
tempat menyimpan dan menikmati sisa
rindu yang berlimpah-limpah.