30.03.2006
Pada sebuah pertemuan dimana
keceriaan begitu penuh dengan imaji.
Sesaat saja aku mengincar dirimu,
merangkai cerita, merangkum cinta.
Entah, kau malah mondar-mandir di antero
skeptis cinta lalu lenyap di antara kenangan.
Hanya kata-kata terakhirmu begitu romantis:
"Kau tak akan pernah kesepian,
bangsatku sayang. Cinta hanya seperti
celana dalam yang kecut baunya."
Kau memang pandai menoreh luka dan
menyuburkan rindu. Mungkin kali ini
memang sudah gilirannya:
penyair harus kalah. Coba tebak:
siapa yang sedang berangsur mampus?
Aku sudah lupa cara bercinta.