: Louisa Zephania L.
malam itu
matabulan begitu cerlang
cahaya bertebaran
komputer kecil
mengerdip tenang di atas meja
terlindung dari kesepian
musik mulai diputar
senandung dinyanyikan
syala la la . . .
seperti nyanyian Gabriel
sepenuh suasana, semerdu hati
menemani engkau
malam itu
matabulan begitu cerlang
cahaya bertebaran
seperti jingga
28 September 2007
ini cuma sketsa, eh puisi Steven Kurniawan
-
Steven Kurniawan dilahirkan pada tanggal 25 Februari 1988 di Jakarta. Menghabiskan waktu sekolahnya di Sekolah Damai, Jakarta, dari TK hingga SMA, kemudian melanjutkan ke Kelas Fondasi Seni Rupa selama 1 tahun di Singapura. Semasa SMA, ia pernah memenangkan lomba analisis novel sastra intrasekolah dalam rangka Bulan Bahasa: juara 2 (2004) untuk novel Saman karya Ayu Utami dan Juara 1 (2005) untuk novel Kembang Jepun karya Remy Sylado. Kemudian diam-diam mulai tergoda dan mencintai puisi. Beberapa puisinya pernah dimuat di majalah elektronik puisi nusantara: www.puisi.net. Sekarang ia akan melanjutkan studinya dalam Fashion Management di Lasalle-SIA College of the Arts, Singapura.
Sunday
Surat Piano
: Milka Basuki
engkau seperti jurnalis
mengetik dengan piano
yang huruf hitamnya
bikin orang melayang
bermekaran kembali kenangan
di kepalamu, di piano,
halaman belakang rumah
menjadi hijau kembali
menjadi sephia?
-
seperti dari piano
berdenting-denting pesan
suara-suara malam
rayuan hujan, maut?
bermekaran kembali melodi
di kepalamu, di piano,
telinga yang menerima
sebegitu saja kemudian
dan membuahkan airmata
ah, puisi . . .
23 September 2007
engkau seperti jurnalis
mengetik dengan piano
yang huruf hitamnya
bikin orang melayang
bermekaran kembali kenangan
di kepalamu, di piano,
halaman belakang rumah
menjadi hijau kembali
menjadi sephia?
-
seperti dari piano
berdenting-denting pesan
suara-suara malam
rayuan hujan, maut?
bermekaran kembali melodi
di kepalamu, di piano,
telinga yang menerima
sebegitu saja kemudian
dan membuahkan airmata
ah, puisi . . .
23 September 2007
Monday
Jam Tangan
ada detak yang berdetik
di dekat jam tangan itu
ada detik yang berdetak
di dekat nadi itu
sudah bertahun-tahun
saling adu: kebut-kebutan!
entah mengapa
masih belum akur juga
17 September 2007
di dekat jam tangan itu
ada detik yang berdetak
di dekat nadi itu
sudah bertahun-tahun
saling adu: kebut-kebutan!
entah mengapa
masih belum akur juga
17 September 2007
Sunday
Masih Ada
seperti ketika
engkau menghapus airmata
masih ada
pecahan biru laut
air terjun berguguran
di bening matamu
seperti ketika
engkau menghapus airmata
masih ada
mendung biru langit
hujan pelan berguguran
di bening matamu
seperti ketika
engkau memesan rasa duka
itu
16 September 2007
engkau menghapus airmata
masih ada
pecahan biru laut
air terjun berguguran
di bening matamu
seperti ketika
engkau menghapus airmata
masih ada
mendung biru langit
hujan pelan berguguran
di bening matamu
seperti ketika
engkau memesan rasa duka
itu
16 September 2007
Wednesday
Lukisan
engkau entah berbahaya
waspadalah aku melukis
kanvas masih saja putih
begitu luas dan kelam
tampaklah wajah, perlahan
(seperti aku dikenalnya)
: maaf, Tuan siapa?
05 September 2007
waspadalah aku melukis
kanvas masih saja putih
begitu luas dan kelam
tampaklah wajah, perlahan
(seperti aku dikenalnya)
: maaf, Tuan siapa?
05 September 2007
Monday
September
: Tirza Naniek Gunawan
ketika datang september
musim begitu biru
melangkah kepada mu
menjadi basah kembali
bukit timah boulevard
: bunga berhijauan
di taman bermain
ada ayam dan kuda goyang
: mengagumi langit
ke dalam biru gemerintik
september begitu riang
ketika engkau memandangnya
03 September 2007
- selamat ulangtahun dan selamat bulan september buat Tirza
ketika datang september
musim begitu biru
melangkah kepada mu
menjadi basah kembali
bukit timah boulevard
: bunga berhijauan
di taman bermain
ada ayam dan kuda goyang
: mengagumi langit
ke dalam biru gemerintik
september begitu riang
ketika engkau memandangnya
03 September 2007
- selamat ulangtahun dan selamat bulan september buat Tirza