engkau peluk erat kembali pula
buku tebal itu pada dadamu agar
tulisannya boleh mengerti tentang
ketakutan yang berdetak di rusuk
sebelah kiri tubuhmu
tentu saja, buku itu sudahlah tua
dan banyak sekali bercak duka,
noda airmata hingga gambar sampulnya
tak lagi terlihat. kuterka seperti
stasiun kereta yang sudah lama tutup
seperti stasiun tua di mana engkau
berdiri sekarang. terhirup kembali
sisa-sisa gerimis pada hari itu
ketika engkau meninggalkan tempat ini
sambil menundukan kepala
memalingkan wajahmu dari langit,
dari segala dunia lalu hanya engkau
buka kembali bukumu itu dan dengan
sebuah pena engkau tambahkan terus
apa yang telah berpisah lagi dari dirimu
28 Oktober 2008
saya membacanya seperti di hentak2.. itulah kenikmatan yang di dapati dari karya ini
salut