Wednesday
Seputih Hujan
mendung telah memberi isyarat
sewaktu langit pun basah kembali
dan perhatikanlah: Orchard Road
mengembangkan payung-payungnya
memandang ke arah angkasa

ketika itu dirimu begitu terganggu
sampai engkau berkesah bahwa
kita hanya mengulang-ulang hari
lalu dengan mudahnya engkau lafalkan
kejadian demi kejadian berikutnya

langit yang deras perlahan
meluapkan ingatan di sore itu;
kuraih pula pena dan menuliskan
patah-patah kata sambil menyangkal
kalau pernah kuciptakan puisi

o rimbun hujan rimbun kenangan
ini musim adalah penghujan
mengutuk kita untuk mencatat
setiap petir getir musim serta
segala yang pedih dan terluka

seperti hendak kauseru kemarau:
malamnya yang sepi tanpa cuaca
kemudian engkau meraih secarik
kertas dan merekatnya di dinding,
membiarkannya menjadi begitu putih

kuindra hujan merintik di dalamnya


05 November 2008
 
Steven menulis pada 23:00 | buka halaman |


2 komentar:


  • At 7/11/08 18:20, Anonymous Anonymous

    hujan memang membawa ide-ide mengalir lebih cepat. ayo! ayo! :)

     
  • At 8/11/08 05:52, Blogger Gita Pratama

    aku sedang benci-bencinya dengan hujan
    tapi sedang cinta-cintanya dengan puisi.
    haii perantau bagaimana kabarmu? :p