Friday
Sepi Celana
untuk Calvin Klein

menjadi celana adalah seperti
sebatang kara yang hidup tanpa
mengenal orangtua lalu dikirim
saja ke sebuah toko atau hanya
dikenalnya sebagai persinggahan

bukan, pengasuhan! ia dirawat
baik di sana: dirapikan dan
dikemas dan tentu juga diajukan
kepada para peminat yang semoga
membawanya ke sebuah rumah

celana ini, seperti dugaanmu,
kutebus dari toko itu setelah
memilah seribu celana lainnya
tapi hanya ini yang paling akur
bentuknya, terus tenang goyangnya

setelah lama bersama, kusadari
ia menyekap seribu misteri di
balik posturnya yang sunyi:
pernah saja kutemukan seperangkat
telepon genggam di saku kanannya

gemarnya menyingkap surat-surat,
baik surat iklan sampai surat cinta
atau kadang ada diterima pula
surat pribadi bagi si celana dan
aku tentu tak boleh membacanya

di suatu lain, eh ada tumpukan
undangan di saku kirinya tanpa
jelas usul dan maksudnya tapi
singkat isinya: hai mampir dong,
nanti kau akan kudesain ulang!

"wahai celana, sebetulnya akukah
pemakaimu atau engkau pemakaiku?"


02 Januari 2009
 
Steven menulis pada 12:54 | buka halaman |


3 komentar:


  • At 3/1/09 11:36, Blogger duniaputri

    nyata sekali pesan moralnya Stip...
    oh, ingat puisi Celana-Jokpin. km kenal kan? beda pesan moral sih. memang, terkadang manusia lebih memuja merk daripada si pembuat merk. hauhauhau...

     
  • At 3/1/09 11:48, Anonymous Anonymous

    hai putri. thk komentarnya. saya akui bait terakhirnya memang sangat klise. hehehe. merk itu kan memang memegang banyak identitas. jadi kalau mengejar merk itu boleh saja, tapi kalau tanpa mengenal identitas yg dikejarnya bukankah itu berarti sayang tanpa mengenal? hehehe.

     
  • At 5/1/09 10:27, Blogger duniaputri

    benar sekali, km nak...
    jadi, Einstein ajah bilang : masa lebih baik pembungkus daripada isi?

    tapi, kalo mo bicara ke arah situ *merk kemsudnya - jadi panjang urusannya. ada byk sudut pandang utk diulik. kenapa byk?kesannya kayak ga bisa milih. lhoh, menurut saya hal itu baik utk membuka wawasan. jadi semacam mencegah-efek-peribahasa-"katak-dalam-tempurung"