untuk Calvin Klein
menjadi celana adalah seperti
sebatang kara yang hidup tanpa
mengenal orangtua lalu dikirim
saja ke sebuah toko atau hanya
dikenalnya sebagai persinggahan
bukan, pengasuhan! ia dirawat
baik di sana: dirapikan dan
dikemas dan tentu juga diajukan
kepada para peminat yang semoga
membawanya ke sebuah rumah
celana ini, seperti dugaanmu,
kutebus dari toko itu setelah
memilah seribu celana lainnya
tapi hanya ini yang paling akur
bentuknya, terus tenang goyangnya
setelah lama bersama, kusadari
ia menyekap seribu misteri di
balik posturnya yang sunyi:
pernah saja kutemukan seperangkat
telepon genggam di saku kanannya
gemarnya menyingkap surat-surat,
baik surat iklan sampai surat cinta
atau kadang ada diterima pula
surat pribadi bagi si celana dan
aku tentu tak boleh membacanya
di suatu lain, eh ada tumpukan
undangan di saku kirinya tanpa
jelas usul dan maksudnya tapi
singkat isinya: hai mampir dong,
nanti kau akan kudesain ulang!
"wahai celana, sebetulnya akukah
pemakaimu atau engkau pemakaiku?"
02 Januari 2009
nyata sekali pesan moralnya Stip...
oh, ingat puisi Celana-Jokpin. km kenal kan? beda pesan moral sih. memang, terkadang manusia lebih memuja merk daripada si pembuat merk. hauhauhau...