barangkali dia membayangkan sebuah
rumah, ya, hanya diinginkannya lekas
sampai ke rumah kecil yang jauh dari
perjalanan agar tak perlu lagi dibuat
bimbang oleh peta (sudah diputar atau
dibalik kelihatannya tetap sama saja)
ditengadahkan kepalanya, malam itu,
"terima kasih halte atas selama ini!"
yang diajak bicara tetap bergeming
dan tetap saja tertunduk (mungkinkah
halte mendongengkannya sesuatu agar
batinnya terus terhibur, teperdaya?
sebetulnya dia tak tahu siapakah
yang dapat dipercaya, sedangkan malam
begitu jahat perangainya) dan dia pun
kembali menunggu tanpa merasa pernah
berkata apa-apa sambil mengingatkan
dirinya kalau dia hanya sendirian
perlahan tampak pula sesuatu dari
ujung jalan, sebuah angka persis dengan
nomor rumahnya; dikiranya itu cuma mimpi
namun tetap saja gagal hingga dia jatuh
lelah terpulas di sebuah halte tak jauh
dari rumah yang dirindukannya itu
"terima kasih penumpang atas selama ini,"
27 Desember 2008