dengan suratlah sebetulnya kita mampu
mengucapkan pesan dengan begitu lembut
dan jujur sebab dusta cuma soal lidah
maka kubuka pula suratmu di mana hanya
kau gambarkan sebuah peta: menciptakan
jarak di antara kita sebab tak kutemukan
engkau di sana (sedang aku hanya setitik
dengan tanda panah kecil tanpa nama)
resah menerka, tiba juga surat keduamu
dan kali ini engkau gambarkan sebuah
kalender dengan kotak-kotak kosong
beserta catatan kecil yang berbunyi
: silakan tambahkan penantianmu sendiri
aku hanya mampu membalas, singkat saja,
sebetulnya dengan suratlah kita mampu
mengaduh dengan begitu sunyi dan tenang
tanpa harus bertanya apapun soal sebab
17 Januari 2010