Sediam Suara
malam semakin langit ketika kembali
kita telusuri stasiun ini (suara-suara
langkah terapung kepada udara) dan
kereta pun tegak tegar menyaksikan
segala bunga yang bergugur bentur
betapakah lidah tak juga mengucapkan
perpisahan; kami melupakan segala
pertemuan dan tua ingatan tentang
tali pengikat atau kilau pisau yang
memutuskan cakap percakapan
sebab kenangan sudahlah seperti
ransel kecil yang tertinggal di stasiun
karena tak sanggup engkau membawanya
dan tak ada pula yang perduli untuk
merampasnya pulang ke sebuah rumah
tanpa marah, tanpa haru engkau tatap
kartu perjalanan yang akan mengantarmu
menggapai berbagai pertemuan lainnya,
berbagai rupa luka dan membawa perih
kembali berlari: menjadi terdiam sepenuhnya
21 November 2008
Labels: Bermain Sketsa