Friday
Bermain Sketsa #03
Sediam Suara
Aku dan Dedy Tri Riyadi telah berbincang-bincang. Dia menyerukan: lidah, tua, marah, luka dan pisau. Aku bilang: tali, suara, bunga, ransel dan kartu. Inilah hasil perbincangan itu menurutku:


Sediam Suara

malam semakin langit ketika kembali
kita telusuri stasiun ini (suara-suara
langkah terapung kepada udara) dan
kereta pun tegak tegar menyaksikan
segala bunga yang bergugur bentur

betapakah lidah tak juga mengucapkan
perpisahan; kami melupakan segala
pertemuan dan tua ingatan tentang
tali pengikat atau kilau pisau yang
memutuskan cakap percakapan

sebab kenangan sudahlah seperti
ransel kecil yang tertinggal di stasiun
karena tak sanggup engkau membawanya
dan tak ada pula yang perduli untuk
merampasnya pulang ke sebuah rumah

tanpa marah, tanpa haru engkau tatap
kartu perjalanan yang akan mengantarmu
menggapai berbagai pertemuan lainnya,
berbagai rupa luka dan membawa perih
kembali berlari: menjadi terdiam sepenuhnya


21 November 2008

Labels:

 
Steven menulis pada 23:23 | buka halaman |


0 komentar: