Saturday
Daun Musim Semi
untuk Monica Lucius

musim semi mengambang di udara
ketika engkau memandang dari
jendela (bingkai kecil yang tak
henti mengundangmu tersenyum)

daun-daun seakan memanggil
angin memetik lembaran tua
dan menerpanya kepada angkasa,
membiarkan tanah menerimanya

tentu saja agar kau mengerti
betapa kita seperti bumi ini
tak sanggup mencegah segala
yang akan tiba, sepenuhnya

namun akan ada suatu ketika
di mana bus melewat ke sana
menghempaskan dedaunan kering,
menyangkal semua kenangan itu

dan engkau (yang selalu tekun
menciptakan waktu) kembali
memandang ke sana walau belum
pula didengarnya panggilanmu


03 Januari 2009
 
Steven menulis pada 02:13 | buka halaman |


2 komentar:


  • At 3/1/09 23:54, Blogger Bamby Cahyadi

    Wah, pertama halaman blogspot-mu sangat bernuansa salju, putih-putih, jadi dingin aku di sini. Lalu kenapa pensilmu kau patahkan?

    Senangnya jadi Monica, dapet puisi dari steve.

     
  • At 4/1/09 09:00, Anonymous Anonymous

    jangan sensitif, ini cuma putih kertas. pensil patah? dipatahkan kata: ia sudah bisa bicara sendiri, katanya.

    terimakasih sudah menurunkan beberapa komentar di sini ^^.