Thursday
Celana Kesayangan
13.04.2006


Baru saja celana kesayanganku menemukan
setelan yang pas dan matching tapi
mereka malah menghilang tanpa pamit
atau meninggalkan sedikit pesan padaku.

Celana itu sebetulnya sudah lama diberikan oleh
seseorang yang kebetulan berpapasan denganku.
"Celana ini pas sekali untukmu.
Jangan sampai lupa: rawat baik-baik.
Salam hangat dan sayang selalu."

Aku sampai-sampai meragukan kesehatan
jiwa orang itu tapi buru-buru ia menambahkan.
"Saya masih waras kok! Sudah dulu yah!"
Ia pun melengos pergi,
lenyap ke arah lanskap senja
yang terheran-heran atas betapa
mengagumkannya sosok orang tersebut.

Celana begitu nyaman dan enak dipakainya.
Ia juga telah menemaniku berjuang dalam kerasnya
medan kehidupan.

Walau celana adalah celana yang rajin koyak.
Di betis. Di lutut. Di paha, pantat, dimana-mana.
Aku selalu saja tekun menambalnya.
Seperti biasalah: koyak satu, tambal satu, koyak lagi.

Entah di negeri mana ia singgah sekarang.
Pastinya belum berhasil aku menambal hatiku
yang koyak kehilangan dirinya.
 
Steven menulis pada 18:26 | buka halaman |


0 komentar: