Friday
Bermain Sketsa #04
Golgota
Inez Dikara ternyata diam-diam ikutan arisan bersama Benz ketika rumahnya habis diobrak-abrik penjahat. Saya diam-diam tergoda untuk main juga. Kali ini hidangan disajikan oleh Benz, si tuan rumah. Inilah dia: lampion, sumpit, totem, kapal, gaun, bukit, karang, tenda, tongkat dan bendera. Aku mencatat perundingan mereka:


Golgota

berapakah luka telah bertemu
dan berapa yang masih mencari
ketika lampion tengah menyala
di tanganmu (tuas ruas meredup
perlahan oleh cahaya airmata)

o betapa karang perjalanan,
tanpa tongkat dan tenda bagi
penuh peluh yang kekal pada
tubuhmu, bagi pikiranmu yang
mengingkar ingat setiap langkah

hanya dengan selembar kertas:
peta buta yang sudah kaulipat
menjadi kapal dan semoga saja
menghibur segala bingungmu di
gelap malam yang serba lengkap

jauh menempuh, lelah yang telah
menghentikanmu di atas sebuah bukit
dan kaulihat berdiri totem seorang
manusia dengan luka sumpit yang
berdarah ruah tepat pada lambungnya

kemudian kautancapkan benderamu,
di dekat kakinya engkau bersandar
sambil merebut gaunnya yang putih
dan nyaris habis untuk berselimut
hingga engkau hangat tertidur pulas

tatkala malam kedinginan menatapmu


28 November 2008

Labels:

 
Steven menulis pada 00:07 | buka halaman |


2 komentar: