ia membayangkan tentang jarak
antara dua buah pukul pada arlojinya
dan interval putih sepanjang 60 menit
(ia tak percaya lalu menghitungnya
dalam hati dan berhenti di menit 66)
ia tak percaya: dibayangkannya waktu
seperti ruang heksa serba enam yang
menyerpih-serpih saat ia melamun
menunggumu di sebuah stasiun kota
kemudian, teringat juga akan isi suratmu:
di sini sudah musim hujan dan jendela
menggerai lembut helai-helai gerimis tapi
waktu masih cemas meringkuk di dinding
ia membayangkan tentang jarak
antara dua buah masa dalam tubuhnya
dan kertas putih di mana ia diajarkan
menjumlah dan mengurang menit ketika
masih belajar di sekolah dasar dulu
ia hanya ingin
waktu tetaplah sederhana seperti saat itu
09 Juni 2010
asyik.... XD