Thursday
Aku Kira Hujan Rintik-rintik
28.12.2006
suara gerimis cuma rekaman
perangsang puncak kesenduan
berkat sepucuk surat
kesenyapan meningkat
malam menekur
aku benar tak bisa tidur
Monday
Pondok di Betlehem
24.12.2006
Anak itu baru saja pulang dari sekolah
minggu dan ia masing teringat kata
pembimbingnya. Katanya hari natal itu
adalah sukacita, sebab yesus telah lahir
dalam pondok kecil di Betlehem.
Sebuah pondok? Anak itu tercenung.
Dahulu pernah sekali ada pondok kecil
dalam mimpinya: domba-domba bernyanyi
riang melompat ke sana ke mari.
Juga dilihatnya ada seorang bayi
mungil terbaring di palung, di sana.
Dia pikir itu mimpi biasa.
Ternyata malam itu ibunya
menceritakan tentang kelahiran yesus,
di sana, di Betlehem.
Bukankah malam itu sering melahirkan
puisi, bu? Seperti ayah yang rela
bergadang sepanjang malam demi
sebuah puisi. Gerutu anaknya menjelang
kantuk.
Di sebuah pondok, anak itu terbangun
di dalam mimpi. Melihat yesus yang
terbaring di palung, dan ia ingin sekali
mempersembahkan sebuah puisi kepadanya.
Deja vu
24.12.2006
semalam hujan rintik-rintik
berderai dan berhenti
seperti suatu tempat
yang tak akan kau singgahi
kembali
Piano
24.12.2006
di atas panggung
puisi kau tuliskan
dengan piano
kata bermunculan
nada berhamburan
di atas panggung
lukisan kau torehkan
dengan piano
warna bermunculan
nada berhamburan
di atas panggung
kau curahkan keheningan
dalam kegaduhan piano
Saturday
Kalender
23.12.2006
Malam itu, aku melamun di jendela.
Berpandangan dengan lagit sambil
menerka-terka: rasanya ada tertinggal
di hari-hari kalender lama itu.
Sedangkan kalender malah grogi sebab
makin malam nasib tambah mendebarkan.
Kalender baru tersipu di balik amplop.
Eh, jangan lupa ya. Kita bertemu tepat
tengah malam nanti. Mana terompetnya?
Aku terbata-bata meningkahinya:
Selamat malam, silahkan menunggu sejenak.
Ah. Entah siapa pengirimnya, kalender
baru selalu minta dibuka setiap kali
sampai waktunya. Ada yang tertulis
di amplop itu, simpel saja:
Selamat mengakrabi tahun baru.
Semoga sukses!
Friday
Kumpulan Sajak Steven Kurniawan Edisi Ke-2
Bingung ingin makan malam spesial dengan keluarga, teman, atau pacar?
Saya menawarkan menu makan malam yang menyenangkan bagi malam-malam kesayangan anda, bisa juga untuk sarapan, makan siang, atau untuk waktu-waktu tak terduga.
Bagi yang berminat, silahkan lampirkan alamat e-mail anda melalui shoutbox di samping atau menu komentar di bawah ini dan datanya (8.11 MB) akan segera dikirim ke kotak surat anda.
Data buku edisi ke-1 belum tersedia, ada di komputer lama. =D
Terima kasih.
Thursday
Kenangan Natal
21.12.2006
Di bawah pohon natal besar dekat rumah,
kau masih terduduk sambil menggenggam
secarik lecak berisi puisi dari Nicholas
yang liriknya tak pernah kau salin ulang:
kenangan memang sulit dicetak ulang.
Mengheningkan suasana malam, puisi dibaca
pelan: berkali-kali. Senandung bossa nova
masih kau dendangkan seperti tahun lalu,
hanya improvisasi kadang berupa-rupa
dan kau tertawa kecil setelahnya.
Selalu ada natal yang begitu damai.
Teddy bear setia dipelukan.
Dengan puisi, kau jadi bisa menghangatkan hati.
Katamu.
Menunggu selintas dentang lonceng, diraihnya
telepon genggam lalu dibaca pesan terkahir:
Malam ini aku pasti datang!
Dari Sinterklas yang memberi boneka beruang
waktu gadis masih kecil dulu.
Hangat Desember
21.12.2006
carol berdenting lembut
rindang sepanjang langit
malam sebuah desember
ada natal bernaung damai
cemerlang pada langit
hangat desember hatimu
Perpisahan yang Senyap
11.11.2006
/1/
sesaat saja
kita tersenyum
tanpa bilang apa-apa
bahkan tersebab rindu
kita sepakat tak berkata
tinggal begitu saja
/2/
kita berpandang
tanpa berpatah kata
bahkan tersebab rindu
kita tak berpuisi
tak...
Wednesday
Kenangan Bibir
05.12.2006
ada kristal dingin yang mengendap
lindap di sisi gelas coklat hangatmu