Tuesday
Selamat Datang Malam
pada suatu kesempatan, seorang juru tulis
mengundang malam ke rumahnya agar dapat
menyingkap serba serbi yang paling hitam
malam baru saja ingin menekan bel pintu
tetapi juru tulis itu sudah menyambutnya
dan langsung mengantarnya ke ruang baca
dengan sopan malam menyerahkan cenderamata
dalam sangkar legam kepada sang juru tulis
: ini adalah kabut misteri, ingatlah akan ia
waktu sungguhlah lekas sehingga malam
langsung memulai ceritanya dan juru tulis
segera menyiapkan pena dan gulungan kertas
malam lalu bercerita panjang tentang bulan
yang sering tersesat di langit sendirian
sehingga matahari selalu datang menjemputnya
cerita belum berakhir tetapi juru tulis
sudah padam matanya dan malam pun mengerti,
dikecupnya pipi mungil itu sambil berbisik
ini hanyalah mimpi agar engkau sekali lagi
mengundang aku ke rumahmu kemudian aku selalu
membalasnya dengan bertanya siapakah namamu
28 April 2009
Jika Waktu Itu Tiba
lama setelah kepergianmu ke negeri asing
kalender perlahan lupa pada hitungan dan
kehilangan jejak-jejakmu di sebuah tanggal
angka-angka semakin lelah berjaga padahal
masih terus kueja bilang demi bilang agar
engkau tidak kehilangan arah untuk pulang
jendela yang rabun tiba-tiba saja tercelik
memandang ke langit dan menyambut seekor
burung dengan sebuah bingkisan di paruhnya
betul dugaanku, itu kiriman pesan darimu:
aku telah berhasil menemukan jantung sejati,
burung ini akan menganyamnya di dada kirimu
seperti akan ia ciptakan sarang bagi rindu
sakitmu dan setelahnya biarlah ia bersangkar
dalam kepalamu untuk mengerami telur-telur
suatu hari akan menetas sebuah mesin mungil
yang kelak tumbuh menjadi sebuah jam dinding
di kamarmu dengan angka nol di mana-mana
jika waktu itu tiba, kalender akan terbangun
dari tidurnya dan mengatakan kepadamu tentang
kepulanganku dan juga tentang rahasia sejati
jantung itu
28 April 2009
Sunday
Tetapi Aku Bunga
1/
ia yakin kalau dirinya adalah
setangkai bunga yang dipetik
dari dalam sebuah buku yang
letaknya ada di sisi meja ini
ia juga yakin kalau pastilah
pria yang sedang menulis itu adalah
perangkai bunga yang memetiknya
kepada vas mungil dan sederhana
sebab kacamatanya bagai untaian
sepasang bunga tembus cahaya dan
ada terpantul juga lingkaran larik
yang begitu hati-hati dipilinnya
2/
bunga sangat ingin bercakap dengan
sang perangkai bunga sebelum bulan
purnama dan hanya mendapati sebuah
lampu dan sebuah buku di atas meja
sedangkan tubuh yang terbaring itu
tak ada yang berani menyebutkannya
24 April 2008
Tuesday
Everything is in the right place (Line art)
Everything is in the right place (Line art)
29.90 cm x 21 cm
Ink on paper
2009
It's like a gift, you know (Line art)
It's like a gift, you know (Line art)
29.90 cm x 21 cm
Ink on paper
2009
In The Museum (Line Art)
In The Museum (Line Art)
29.90 cm x 21 cm
Ink on paper
2009
You Do It To Yourself (Line Art)
You Do It To Yourself (Line Art)
21 cm x 22 cm
Ink On Paper
2009
Mata Duka
duka itu barangkali hanya ada
di pelupuk mata sedangkan engkau
cukup mengusapnya saja, begitu
ketika suara stasiun yang parau
pada tiap-tiap keberangkatan
dan membangkitkan segala rindu
sungguh! tiada tereja sesuatu
apapun di sini sebab nama adalah
judul dari kisah yang panjang
sedangkan malam masih tertunduk
menatapmu yang sedang menatap
langit, kalian saling tempuh
sejenak kau petik pula matamu,
mengupas lalu mengunyahnya agar
kau mengerti pada segala pandang
gelap, betul gelap di langit itu
kemudian engkau berjalan pulang
sambil terpejam menuju kelam
pelupuk mata itu barangkali hanya
sepasang pelangi yang menatapmu
bagai sebutir airmata, semu perlahan
25 Maret 2009