Friday
Ruang Runding #01
Kata atau Cara?
Aku hendak bertanya:
Manakah yang lebih baik, mengenal
seratus kata atau
seratus cara untuk menulis puisi?
Untuk berunding dan memberi alasan, hampiri segera layanan komentar dibawah ini. Pertanyaan ini juga akan dipertanyakan langsung ke beberapa penyair dan hasil yang memuaskan akan saya muat nanti.
31 October 2008Labels: Ruang Runding
Tuesday
Catatan
engkau peluk erat kembali pula
buku tebal itu pada dadamu agar
tulisannya boleh mengerti tentang
ketakutan yang berdetak di rusuk
sebelah kiri tubuhmu
tentu saja, buku itu sudahlah tua
dan banyak sekali bercak duka,
noda airmata hingga gambar sampulnya
tak lagi terlihat. kuterka seperti
stasiun kereta yang sudah lama tutup
seperti stasiun tua di mana engkau
berdiri sekarang. terhirup kembali
sisa-sisa gerimis pada hari itu
ketika engkau meninggalkan tempat ini
sambil menundukan kepala
memalingkan wajahmu dari langit,
dari segala dunia lalu hanya engkau
buka kembali bukumu itu dan dengan
sebuah pena engkau tambahkan terus
apa yang telah berpisah lagi dari dirimu
28 Oktober 2008
Monday
Kenangan
kenangan sudahlah suatu benda tua
yang semakin turun saja harganya.
sebab itu engkau mengumpulkannya
sampai bertahun-tahun terus menjual
semuanya ke sebuah toko barang antik
kemudian pada hari itu juga ketika malam
sedang hinggap di jendela, engkau pun
mampir ke sebuah bar kecil dan menukar
semua uang hasil penjualanmu dengan
sebotol anggur paling mahal.
berkilapan botolnya mengerling kepadamu
sambil minum, anggur pun hendak
menikmatimu pula: dikecupnya matamu
hingga memerah kemudian tiba-tiba saja
engkau melihat seorang gadis dari dalam
kenangan itu duduk bersamamu
sambil tersenyum sebelum engkau
terlalu mabuk dan kalah di atas meja
hanya engkau teringat
sekali lagi langit tak berbintang saat itu
27 Oktober 2008
Saturday
catatan sketsa #06
About Beauty
There are a thousand ways of beauty. Which one is yours?
2008Labels: catatan sketsa
Friday
Pertemuan
menguning sudah kupandangi Stasiun Newton
yang lelah dan keluh menanti segala pertemuan
dan mengawasi setiap perpisahan. betapa pilu
pula ketika aku pun menunggu di sini entah
untuk sesuatu yang lalu mengantarku pulang
seperti belum berdetik juga waktu sepanjang
stasiun kereta ini, semakin pekat malam dan
hujan akan turun kemudian di sepanjang jalan
sebelum sampai kuucapkan: selamat malam
kenangan, lekas culiklah aku hari ini juga
simpanlah aku di rumahmu yang teduh dari
segala penantian, peliharalah aku dengan
kasih sayangmu, aku bercakap sendiri hingga
terdengar pula yang datang memanggil namaku
lalu kutanyakan apakah engkau penjemputku,
wahai malaikat?
24 Oktober 2008
Ketika Engkau Mendengarnya
tidakkah dengan kata kita mengucap
maka makna pun melapangkan segala
yang tak terlihat kepada udara
dalam angkasa ruang di setiap hati?
ketika sunyi sudahlah yang tak terurai
di antara kita, seperti suatu suara
yang bergema di kepala lalu meletus
begitu saja mengejutkan cuaca
mungkin karena petaka tersebut
kita terdiam dan tak henti untuk
menulis segala sinyal sepi yang
terus selalu terindera ke dalam
setiap denyut tubuh ini hingga
dari desahnya hanya terdengar
kembali kata-kata ribuan makna
yang menyatakan bahwa kita adalah
24 Oktober 2008
Tuesday
Embrace
: Zoey and Rachel
maybe this is the rain that you'd
talked about when your mind came back
from past, the sky has been drenching
down without words
you just recognized them again in a sudden
dropped onto dry field and became wet again
the memory about a warm kiss on your cheek
maybe this is the rain that you've
missed when the distance has revealed in the air,
an extending missing and you’ve waited again
with held hands, confessed love
rain has been falling again in a sudden,
flowers are blooming when you walk together
through this long road without questioning why
21 October 2008
Saturday
Kekasihku, 2
pada akhirnya kita pun mencernanya kembali
segala udara di angkasa (yang menayangkan
kicauan burung musim panas dan juga hujan
di musim lainnya) lantas apa pula yang
engkau tangkap, kekasihku? pagi pun rimbun
dengan cahaya dan bukankah hari senja juga
melayangkan matahari yang sama? pandanglah
segala yang berputar apa yang berpendar
lalu menghilang pada cakrawala dan nantikan
pula nubuat yang akan tiba sebelum sampai
juga kesudahannya, mimpi akan menghilang
ketika tiba-tiba saja engkau sudah di bumi ini,
selamat datang.
18 Oktober 2008
Thursday
Bayangkanlah
kapankah kepergian itu tiba
ketika waktu menunggu di sini
detik-detik tak kudengar pula
jatuhnya, melayang pada udara
warna biru dan kelabu kembali
datang perlahan dalam pandangan
seperti bayang-bayang angkasa
yang ramai dengan rahasia
betapa fana aku menunggu
marilah bayangkan, mungkinkah
aku adalah langit yang menjadi
terang dan gelap berulang kali?
bayangkahlah bahwa aku telah
memutuskan untuk mendaki keluar
dari pikiranmu dan kuketuk pula
pintu itu. tak pernah terbuka
16 Oktober 2008
Sunday
Jarang Romantis
Oleh
Caroline
: Steven Kurniawan
puisimu jarang romantis
tapi terkadang mengiringku
menyelam dalam telaga kata
terbang melampau dinding rasa
seperti sunyi yang terpendam
di sapaan warna
2008
Thursday
Cuaca
akankah kita gapai kembali
suatu malam yang sendu
ramai dengan segala cuaca?
bukankah sudah kita lampaui
segala musim hingga lagi-lagi
kau dan aku ada di sini,
taman kenangan dari ingatan
masa kecilmu dimana boneka
beruang itu masih dalam pelukan
dan kau sering sekali bercerita
kepadanya tentang rasi bintang
kemarilah aku mengajakmu
pandanglah, rumput yang ungu
lupa yang sempurna dalam ruang
dunia ketika kutangkap pula
sinyal hujan akan segera tiba
dan kita siapkan payung besar
juga hati kita sendiri untuk
bersiap menerima segalanya
dalam duka kepada nestapa,
ketika kita nanti datangnya
yang telah menghilang dari
ingatanmu tentang sebuah
ekosistem dunia maya,
kemarau pun terungkap dan
tersaksikanlah sudah petaka itu
berpancar sinar kepada mata
akankah kita gapai kembali
suatu malam yang sendu
ramai dengan segala cuaca?
09 Oktober 2008
Wednesday
Percakapan
apakah yang hendak engkau tanyakan
kepada langit? sudahlah manis itu
adalah mimpi dan engkau terus saja
menerka-terka tentang suara hujan
dalam tidurmu dari suatu hari dulu
tuliskanlah menjadi puisi apa yang
bergelut di dada, bakarlah segalanya
agar tercapai pula kepada angkasa
oh kekasih, suarakanlah nyanyian
dalam tidurmu dari suatu hari dulu
cinta telah menunggumu, bukankah?
ketika bara dan kata telah mencapai
cakrawala maka lihatlah, tertataplah
memandang segala yang terciptakan
dalam tidurmu dari suatu hari dulu
aku akan.
08 Oktober 2008